Welcome to My Blog!

Bienvenue Sedoyo lan Sedulor
Follow Me

Ekonomi Islam=Ekonomi Arab. Benarkah ??



By  Unknown     04.05    Label: 

Penjelasan di sini pasti tidak spenuhnya benar, saya belajar menulis sesuatu yang saya ketahui. Ilmu Ekonomi sangat saya minati, belajar ekonomi islam secara pasti bersinggungan dengan ekonomi konvensional. dan pesan saya mohon dibenarkan jika ada yang keliru. 
kita mulai .....

Ada yang mengatakan bahwa ekonomi Islam adalah ekonomi arab, dimana yang masuk di Indonesia dan berkembang di dalamnya berasal dari arab. Kenapa sperti itu? karena ada embel-embel syariah atau islam. Itu pernyataan yang tidak benar, karena kalau kita lihat justru di Negara arab masih sangat sedikit yang menerapkan ekonomi islam, karena di perbankan mereka masih Konvensioanl yang artinya masih menjalankan riba. dan justru kiblat Ekonomi islam saat ini ada di Indonesia dan Malasyia. 

Ekonomi Islam bukan ilmu baru lagi, sezak zaman dahulu sudah menjadi pedoman dalam kehidupan sehari hari, seperti yang terjadi pada zaman Nabi, Khalifah dan yang paling menjadi sorotan adalah ekonomi yang berkembang di Andalusia dahulu.

Ekonomi islam di Indonesia sudah sangat berkembang pesat. Dan faktanya Indonesia saat ini sudah menjadi hamper menjadi kiblat ekonomi islam di dunia. Namun yang paling menonjol belakangan ini adalah negara sebelah yaitu Malaysia.

Seperti yang paling masyhur yang kita kenal bahwa ekonomi syariah hanya berkutit pada perbankan syariah saja, pernyataan semacam ini memang tidak sepenuhnya salah karena kenyataannya saat ini perbankan syariah lah yang paling ngetren. Tapi saat ini embel-embel syariah sudah banyak dijumpai misalakn pegadaian syariah, pijat syariah, tapi masih menganut sistem konvensional.

Kenapa hal seperti itu? karena ekonomi islam bukan merujuk kepada tujuan mencari keuntungan, lain halnya dengan ekonomi konvensional yang sangat erat sekali dengan tujuan mencari keuntungan.”

Di Indonesia saat ini masih banyak yang meragukan eksistensi ekonomi syariah karena didasari persepsi masyarakat bahwasanya “Ekonomi Islam” hanya berkutit di situ-situ saja. Dilihat dari banyaknya masyarakat yang lebih condong menyimpan hartanya di bank-bank konvensional.

Kekhawatiran mereka sangat mendasar karena saat ini pemerintah kita masih sangat lemah menaikkan martabat perbankan syariah itu sendiri. Contohnya BUMN lebih menitipkan “hartanya” di bank Konvensional daripada di bank syariah. Andaikan BUMN menympan sedikit saja “Deposit”nya maka tidak menutup kemungkinan perbankan syariah lebih bisa mengepakkan sayapnya melewati perbankan konvensional. Tapi suksesi perbankan syariah dihambat dengan aturan-aturan yang melemahkannya, alhasil aturan-aturan BUMN, Perusahan lebih mengharap ke bank Konvensional.

Konkritnya seperti ini, perbankan syariah menganut sistem “Bagi hasil” sedangkan BUMN  (Saat ini sistem Ekonomi Indonesia bisa diasumsikan menjadi ekonomi liberal) tidak menerapkan sistem bagi hasil. maka hal itu tidak bertemu, karena dalam perbankan konvensional “Who is the Winner He is The Leadear”.

Ekonomi Indonesia bersandar pada ekonomi liberal yang dalam prakteknya “Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin”. Beda dengan Ekonomi syariah yang lebih mengutamakan “SMS” Seneng melihat orang lain seneng, susah melihat orang lain susah”.

Namun begitu, diantara keduanya sama-sama mengejar keuntungan.

Perlahan tapi pasti, Eksistensi Ekonomi islam saat ini sudah menunjukkan taringnya, yang dahulu ekonomi islam banyak diragukan, tapi sekarang sudah banyak dilirik oleh negara-negara non-muslim seperti Inggris yang saat ini sudah bermunculan bank-bank berkonsep syariah. Bahkan Directour “Islamic Bank of Britain (IBB)” (2009) pernah engatakan bahwa di dalam ajaran kristen ada ayat yang menyuruh kepada ummatnya untuk menjauhi riba. Dan disini secara langsung beliau lebih condong kepada sistem syariah daripada sistem konvensional. Terbukti dengan banyak seminar-seminar yang mngupas tentang “Islamic financial”
(Nama orang luar banyak yang ribet, jadi saya lupa deh siapa namnya. Yang jelas beliau adalah seorang non-muslim yang terkagum-kagum dengan Perbankan Syariah).

Nah sebenarnya kalau dipertemukan antara “injil” dan I“Nash” maka disitu ada satu tujuan yang sama yaitu “kesejahteraan”. Jadi intinya semua agama menginginkan pengikutnya untuk mendapatkan kehidupan yang sejahtera.
Perspektif ekonomi islam saat ini memang kurang, tapi sedikit demi sedikit akan beranjak naik. Dan suatu saat nanti tidak menutup kemungkikan Indoneisa akan menjadi Kiblat ekonomi Islam,

Kita melihat kepada 5 hal kesuksesan ekonomi Indonesia saat ini, salah satunya adalah Pertumbuhan Masyarakat Indonesia paling cpeat di dunia, Indonesia berpenduduk 250 JT, sedang Malaysia 30 JT. Kita akui saat ini negara-negara barat lebih melihat Malaysia dibandingkan Indonesia, karena apa? Karena pemerintah Malasyia saat ini sangat mendorong penuh perkembangan ekonomi islam, berbeda dengan Pemerintah Indonesia yang seakan masih setengah hati. Perbankan islam di Malaysia berkembang sangat pesat tapi masih setara dengan perbankan islam di Indoneisa. Jikalau saja Pemerintah mendorong Perbankan syariah secara tidak mungkin maka Indonesia akan mengenggam Perekonomian Islam di dunia. 

oh ya satu lagi, ada yang mengatakan kalau Perbankan syariah sama saja dengan bank-bank pada umumnya yang menjalankan "riba". Bank BNI syariah sama saja dengan BNI pd umumnya, Mandiri sama saja dgn Mandiri Syariah, yang membedakan hanyalah respsionisnya saja yg pake krudung. #Katanya mudah-mudhan itu tidak benar dan kita berharap semoga Perbankan syariah kita semakin baik. 

About Unknown

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas euismod diam at commodo sagittis. Nam id molestie velit. Nunc id nisl tristique, dapibus tellus quis, dictum metus. Pellentesque id imperdiet est.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar