Penjelasan di sini pasti tidak
spenuhnya benar, saya belajar menulis sesuatu yang saya ketahui. Ilmu Ekonomi sangat saya minati, belajar ekonomi islam secara pasti bersinggungan dengan ekonomi konvensional. dan pesan saya mohon dibenarkan jika ada yang keliru.
kita mulai .....
Ada yang mengatakan bahwa ekonomi
Islam adalah ekonomi arab, dimana yang masuk di Indonesia dan berkembang di
dalamnya berasal dari arab. Kenapa sperti itu? karena ada embel-embel syariah
atau islam. Itu pernyataan yang tidak benar, karena kalau kita lihat justru di Negara arab masih sangat sedikit yang menerapkan ekonomi islam, karena di perbankan mereka masih Konvensioanl yang artinya masih menjalankan riba. dan justru kiblat Ekonomi islam saat ini ada di Indonesia dan Malasyia.
Ekonomi Islam bukan ilmu baru lagi,
sezak zaman dahulu sudah menjadi pedoman dalam kehidupan sehari hari, seperti
yang terjadi pada zaman Nabi, Khalifah dan yang paling menjadi sorotan adalah
ekonomi yang berkembang di Andalusia dahulu.
Ekonomi islam di Indonesia sudah
sangat berkembang pesat. Dan faktanya Indonesia saat ini sudah menjadi hamper menjadi
kiblat ekonomi islam di dunia. Namun yang paling menonjol belakangan ini adalah
negara sebelah yaitu Malaysia.
Seperti yang paling masyhur yang
kita kenal bahwa ekonomi syariah hanya berkutit pada perbankan syariah saja,
pernyataan semacam ini memang tidak sepenuhnya salah karena kenyataannya saat
ini perbankan syariah lah yang paling ngetren. Tapi saat ini embel-embel
syariah sudah banyak dijumpai misalakn pegadaian syariah, pijat syariah, tapi
masih menganut sistem konvensional.
Kenapa hal seperti itu? karena
ekonomi islam bukan merujuk kepada tujuan mencari keuntungan, lain halnya
dengan ekonomi konvensional yang sangat erat sekali dengan tujuan mencari
keuntungan.”
Di Indonesia saat ini masih banyak
yang meragukan eksistensi ekonomi syariah karena didasari persepsi masyarakat
bahwasanya “Ekonomi Islam” hanya berkutit di situ-situ saja. Dilihat dari banyaknya
masyarakat yang lebih condong menyimpan hartanya di bank-bank konvensional.
Kekhawatiran mereka sangat mendasar
karena saat ini pemerintah kita masih sangat lemah menaikkan martabat perbankan
syariah itu sendiri. Contohnya BUMN lebih menitipkan “hartanya” di bank
Konvensional daripada di bank syariah. Andaikan BUMN menympan sedikit saja “Deposit”nya
maka tidak menutup kemungkinan perbankan syariah lebih bisa mengepakkan
sayapnya melewati perbankan konvensional. Tapi suksesi perbankan syariah
dihambat dengan aturan-aturan yang melemahkannya, alhasil aturan-aturan BUMN,
Perusahan lebih mengharap ke bank Konvensional.
Konkritnya seperti ini, perbankan
syariah menganut sistem “Bagi hasil” sedangkan BUMN (Saat ini sistem Ekonomi Indonesia bisa
diasumsikan menjadi ekonomi liberal) tidak menerapkan sistem bagi hasil. maka hal
itu tidak bertemu, karena dalam perbankan konvensional “Who is the Winner He is
The Leadear”.
Ekonomi Indonesia bersandar pada
ekonomi liberal yang dalam prakteknya “Yang kaya semakin kaya, yang miskin
semakin miskin”. Beda dengan Ekonomi syariah yang lebih mengutamakan “SMS”
Seneng melihat orang lain seneng, susah melihat orang lain susah”.
Namun begitu, diantara keduanya sama-sama
mengejar keuntungan.
Perlahan tapi pasti, Eksistensi
Ekonomi islam saat ini sudah menunjukkan taringnya, yang dahulu ekonomi islam
banyak diragukan, tapi sekarang sudah banyak dilirik oleh negara-negara non-muslim
seperti Inggris yang saat ini sudah bermunculan bank-bank berkonsep syariah. Bahkan
Directour “Islamic Bank of Britain (IBB)” (2009) pernah engatakan bahwa di dalam
ajaran kristen ada ayat yang menyuruh kepada ummatnya untuk menjauhi riba. Dan disini
secara langsung beliau lebih condong kepada sistem syariah daripada sistem
konvensional. Terbukti dengan banyak seminar-seminar yang mngupas tentang “Islamic
financial”
(Nama orang luar banyak yang ribet, jadi
saya lupa deh siapa namnya. Yang jelas beliau adalah seorang non-muslim yang
terkagum-kagum dengan Perbankan Syariah).
Nah sebenarnya kalau dipertemukan
antara “injil” dan I“Nash” maka disitu ada satu tujuan yang sama yaitu “kesejahteraan”.
Jadi intinya semua agama menginginkan pengikutnya untuk mendapatkan kehidupan
yang sejahtera.
Perspektif ekonomi islam saat ini
memang kurang, tapi sedikit demi sedikit akan beranjak naik. Dan suatu saat
nanti tidak menutup kemungkikan Indoneisa akan menjadi Kiblat ekonomi Islam,
Kita melihat kepada 5 hal kesuksesan
ekonomi Indonesia saat ini, salah satunya adalah Pertumbuhan Masyarakat
Indonesia paling cpeat di dunia, Indonesia berpenduduk 250 JT, sedang Malaysia
30 JT. Kita akui saat ini negara-negara barat lebih melihat Malaysia
dibandingkan Indonesia, karena apa? Karena pemerintah Malasyia saat ini sangat mendorong penuh perkembangan ekonomi islam, berbeda dengan Pemerintah Indonesia yang seakan masih setengah hati.
Perbankan islam di Malaysia berkembang sangat pesat tapi masih setara dengan perbankan
islam di Indoneisa. Jikalau saja Pemerintah mendorong Perbankan syariah secara tidak
mungkin maka Indonesia akan mengenggam Perekonomian
Islam di dunia.
oh ya satu lagi, ada yang mengatakan kalau Perbankan syariah sama saja dengan bank-bank pada umumnya yang menjalankan "riba". Bank BNI syariah sama saja dengan BNI pd umumnya, Mandiri sama saja dgn Mandiri Syariah, yang membedakan hanyalah respsionisnya saja yg pake krudung. #Katanya mudah-mudhan itu tidak benar dan kita berharap semoga Perbankan syariah kita semakin baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar